FOTO :
Beberapa minggu belakangan ini, saya menerima berita tentang kematian beberapa orang rakan. Sedih terasa namun kita perlu menerima hakikat tentang janji kita kepada yang Maha Kuasa. Kita tidak akan pernah tahu bilakah masa kita akan dijemput Illahi menemuiNYA. Pada ketika itu, yakni pada masa sampainya ajal kita, tidak akan tercepat mahupun terlambat sesaat pun, kematian itu pasti terjadi juga.
Namun setiap satunya pasti ada hikmah dan menjadikan kita lebih insaf. Menjangkau usia ini ke angka 50an, baharu dua minggu ini saya tahu tentang ada banyak kelainan yang berlaku pada wanita. Yang terbaru ialah tentang adanya wanita yang mempunyai dua rahim, dua vagina dan seumpamanya. Sebelum-belumnya saya hanya mendengar dan mengetahui bahawa ada wanita yang tidak sempurna kerana tidak dikurniakan sebarang rahim. Hal itu pun disebabkan saya ingin tahu tentang gejala kemandulan dalam kalangan sebahagian masyarakat, adakah disebabkan oleh wanita ataupun disebabkan oleh lelaki. Setelah mencari dan meneliti; juga meneroka banyak bahan bacaan dan laman sesawang saya mendapatkan jawapannya. Namun saya tidak pernah terfikir tentang adanya wanita yang mempunyai dua rahim. Hikmah daripada kematian guru muda yang baru menjangkau akhir 30-an itu, saya mengetahui hakikat wujudnya suatu kelainan dalam sebilangan kecil wanita iaitu memiliki dua rahim. Setelah berita itu, saya mengetahui bukan rakan yang meninggal itu sahaja mengalaminya malahan ada beberapa orang di sekeliling saya mempunyai kelainan yang sama. Maka saya ingin berkongsi apa yang saya selusuri untuk mencari jawapan kepada kemusykilan dan perasaan ingin tahu saya pada fenomena ini..
********************************************************************************************
Dipetik daripada : http://tabloidnova.com/Kesehatan/Wanita/Kelainan-Rahim
Kelainan Rahim
EDITOR: TABLOIDNOVA.COM / TABLOIDNOVA.COM
SELASA, 19 JULI 2011
Ternyata, tak semua wanita punya rahim, lo. Di sisi lain, ada yang malah punya dua rahim. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Apa pula kelainan rahim lainnya?
Kerapkali banyak keluhan muncul berkaitan dengan rahim. Misalnya, kok, haid tak kunjung datang; kok, nyeri sewaktu sanggama; kok, terjadi banyak perdarahan di masa dan di luar masa haid; serta bermacam keluhan lain. Sebenarnya, ada apa, sih, dengan rahim tersebut?
Sebagaimana kita ketahui, rahim berguna untuk proses reproduksi, baik dalam siklus haid, kehamilan, dan persalinan. "Pada keadaan tak hamil, rahim terletak dalam rongga panggul kecil di antara kandung kemih dan dubur. Bentuknya diperkirakan seperti buah pir," terang Agustinus Gatot, MD. Saat terjadi kehamilan, rahim sebagai tempat untuk menampung hasil konsepsi atau pertemuan dari sperma dan ovum. "Seperti halnya inkubator yang membuat janin menjadi besar," lanjutnya.
Lebih jauh diterangkan Gatot, rahim sebenarnya merupakan struktur otot yang cukup kuat. Rahim terdiri dari 3 bagian, yaitu korpus uteri (badan rahim) yang berbentuk segitiga, serviks uteri (leher rahim) yang berbentuk silinder, dan kavum uteri (rongga rahim). "Saat terjadi kehamilan, bagian badan rahimlah yang menjadi tempat utama janin untuk tumbuh dan berkembang."
Adapun besarnya rahim pada tiap wanita berbeda-beda, tergantung usia dan sering-tidaknya melahirkan. Selain itu, tak semua wanita mempunyai rahim yang normal. "Secara keseluruhan, kelainan rahim ada yang berupa kelainan kongenital, kelainan letak rahim, serta tumor jinak dan keganasan," jelas dokter dari RS Harapan Kita Jakarta ini.
KELAINAN KONGENITAL
Kelainan kongenital dinamakan juga kelainan bawaan atau sejak lahir, disebabkan proses yang terjadi saat masih janin di kandungan. "Jadi, pembentukkan rahim yang berasal dari duktus Mullery berlangsung tak sempurna sehingga terjadilah gangguan pembentukan rahim," tutur Gatot.
Tapi, Bu, tak usah cemas karena kelainan ini tak membahayakan sehingga tak perlu tindakan seperti pengangkatan rahim segala. Namun begitu, mau tak mau harus diperbaiki bentuk rahimnya lewat operasi. Kalau tidak, bisa menimbulkan masalah infertilitas, disamping dapat mengganggu kehamilan dan persalinan semisal terjadi keguguran atau lahir prematur.
Sayangnya, kelainan ini agak sulit dideteksi secara dini karena sudah ada sejak lahir. Baru dapat diduga atau diketahui bila ada gangguan haid, tak muncul haid, sudah lama tak punya anak, pemeriksaan pranikah, atau pemeriksaan antenatal dengan USG.
Adapun yang termasuk kategori kelainan ini, antara lain:
* Tak ada rahim.
"Seharusnya setiap wanita mempunyai rahim," ujar Gatot. Tapi pada kenyataannya, ada juga wanita yang tak punya rahim. Hal ini terjadi karena rahimnya tak tumbuh (agenesis), selain mungkin juga disebabkan ada kelainan kromosom.
Salah satu ciri wanita yang tak punya rahim adalah tak mengalami haid. Tapi bukan berarti wanita yang tak haid pasti tak punya rahim, lo. "Bisa saja itu terjadi karena ia tak punya liang senggama atau ada gangguan hormonal kewanitaan," kata Gatot.
Tentunya, wanita yang tak punya rahim jadi tak mengalami haid dan selanjutnya tak bisa punya anak. Sayang, tak ada tindakan yang dapat dilakukan untuk memperbaikinya. Yang pasti, kelainan jenis ini tak akan membahayakan kehidupan si wanita karena efeknya terhadap tubuh juga tak begitu tampak.
* Rahim kecil atau tak tumbuh.
Kelainan rahim jenis ini terletak pada ukurannya yang kecil, kurang dari 5 cm. Biasanya disebabkan gangguan hormonal, yaitu kurangnya hormon kewanitaan. "Jadi, ovariumnya tak memproduksi hormonal kewanitaan seperti estrogen dan progesteron, sehingga rahim jadi tak berkembang," terang Gatot.
Biasanya kelainan ini ditemui pada masa akil baliq, namun baru bisa diketahui setelah dilakukan pemeriksaan. Adapun gejalanya hampir sama dengan gejala tak punya rahim, yaitu tak muncul haid. Atau, "bisa juga mengalami haid namun sangat sedikit. Misalnya, hanya sehari dan hanya sekadar flek."
Pengobatan yang dilakukan ialah pemberian terapi hormonal agar rahim dapat membesar pada ukuran normal sekitar 7 cm dan akan membesar jadi tempat janin dalam proses kehamilan. Tentunya, jika tak dilakukan pengobatan, si wanita sulit untuk hamil.
* Mempunyai dua rahim.
Pada kelainan jenis ini seorang wanita mempunyai dua badan rahim yang terpisah satu sama lain, dua leher rahim dan dua saluran vagina atau liang senggama. Kelainan ini terjadi karena proses penyatuan rahimnya tak sempurna. Namun gejala atau keluhannya tak diketahui, kecuali bila wanita tersebut menikah. "Ia dan pasangannya akan mengalami gangguan dalam penetrasi ketika melakukan senggama karena ada sekat pemisah di dalam rahim," ungkap Gatot. Bila sekat tersebut tak dihilangkan akan timbul infertilitas.
Kendati demikian, masih dimungkinkan untuk dapat hamil, "tergantung ke saluran mana sperma masuknya dan rahim itulah yang akan berfungsi menjadi tempat janin, sementara rahim yang satunya akan tetap kosong." Pada kelainan ini, proses nidasi (menempelnya hasil pertemuan sperma dan sel telur di rahim) tak terganggu bila keadaan endometriumnya normal.
Bila kehamilan terjadi pada salah satu rahim, proses persalinan dapat berjalan seperti biasa. "Tapi, itupun tergantung dari besar bayinya dan bila tak ada indikasi lain semisal gawat janin, partus tak maju, dan sebagainya. Jika ada indikasi tersebut barulah dilakukan tindakan seksiosesaria," terang Gatot.
Cara mengatasi kelainan ini dengan memperbaiki sekatnya lewat operasi, memakai peralatan histeroskopi. Setelah dilakukan operasi, biasanya rahim akan berfungsi secara normal. Namun begitu, kata Gatot, komplikasi bisa saja terjadi pada saat operasi, yaitu ada perforasi atau tembusnya rahim saat dilakukan operasi. "Tapi bila yang melakukan operasi adalah dokter berpengalaman, komplikasi tersebut jarang terjadi."
Kelainan dengan dua rahim lainnya ialah uterus bokornis bikolis atau keadaan dengan dua rahim dan dua leher rahim tapi satu liang senggama. Dengan demikian, kelainan ini tak akan mengganggu proses nidasi maupun persalinan.
* Rahim berbentuk hati.
Rahim pun ada, lo, yang berbentuk hati, yaitu bila ada satu rongga rahim dan ada bagian dalam rahim yang menonjol sehingga menganggu proses nidasi hasil konsepsi. Dengan demikian, wanita yang bersangkutan akan sulit hamil dan juga menganggu proses persalinan. Untuk mengatasinya, bagian yang menonjol harus dioperasi. Kelainan rahim ini jarang sekali ditemui dan terkadang sulit dideteksi.
* Rahim bersekat.
Kelainan ini dinamakan uterus subsepta dan bersepta, yaitu keadaan rahim yang di dalamnya terdapat sekat. Kelainan ini dapat menganggu proses nidasi sehingga perlu dilakukan tindakan koreksi dengan cara operasi.
* Rahim bertanduk.
Pada kelainan ini, rahim mempunyai dua tanduk yang dinamakan juga uterus bikornis unikolis. Rahim ini mempunyai satu leher rahim dan satu liang senggama. Kelainan ini dapat menyebabkan gangguan proses nidasi, jadi perlu dilakukan koreksi.
Nah, terang Gatot, pada masing-masing kelainan rahim di atas, gejalanya tak spesifik dan kadang bahkan tak ada gejala yang dikeluhkan sama sekali.
KELAINAN LETAK RAHIM
Posisi atau letak rahim pada wanita, terang Gatot, sebenarnya tak selalu sama. "Posisi ini pun sudah merupakan bawaan sejak lahir sehingga tak bisa diubah." Adapun letak rahim yang normal berada di tengah rongga panggul dan bagian teratas rahim mengarah ke depan. Jadi, bila arahnya tak demikian dikatakan sebagai kelainan letak. Namun kelainan ini tak semuanya dapat menyebabkan keluhan atau suatu penyakit maupun infertilitas.
Biasanya, kelainan ini disebabkan ada dorongan oleh massa tumor, perlekatan, atau lemahnya jaringan ikat dan otot-otot penyangga rahim. Jadi, rahim akan terdorong ke kanan atau ke kiri oleh adanya perlekatan atau dorongan massa yang berlawanan.
Kelainan ini biasanya tak menimbulkan gejala, walaupun ada juga yang mengeluh ngilu dan nyeri bila melakukan gerakan-gerakan tertentu. "Hal ini dapat timbul bila ada regangan pada jaringan yang merekat di rahim. Infertilitas juga dapat terjadi bila perlekatan menyebabkan tersumbatnya saluran telur."
Kelainan yang berkaitan dengan letak rahim di antaranya adalah:
* Hyperretrofleksi (letak rahim ke belakang).
Penyebabnya ialah dorongan, mobilisasi rahim yang labil, atau ada perlekatan. Bila karena perlekatan, maka biasanya lebih dikarenakan adanya infeksi. "Kelainan ini lebih sering terjadi pada ibu-ibu yang sudah punya banyak anak atau sering melahirkan sehingga semua jaringan ikatnya jadi lunak dan kendor," ungkap Gatot.
Keluhan yang kerap mewarnai kelainan ini adalah sulit buang air kecil dan bila buang air besar sering nyeri/ngilu. Hal ini disebabkan mulut rahim menekan saluran kencing. Selain itu, pada saat sanggama pun akan terasa sakit.
Tentunya, pada kelainan ini pun akan ditemui hambatan, terutama dalam pertemuan sperma dan sel telur. "Sperma sulit masuk ke dalam rongga rahim sehingga menyebabkan infertilitas atau sulit hamil." Itulah mengapa, terang Gatot, kepada pasangan yang bersangkutan dianjurkan melakukan sanggama dengan cara knee-chest position (nungging) atau post coital (setelah hubungan suami-isteri).
Bila terjadi hamil di atas trimester pertama, maka rahim akan ke posisi normal, yaitu keluar dari panggul dan akan ke atas karena bayi semakin membesar sehingga tak mungkin tinggal dalam panggul. Tentunya kehamilan terjadi bila tak ada perlekatan. Jadi, bila ada perlekatan rahim, si wanita tak bisa hamil karena hambatan dalam pertemuan sperma dan sel telur. Oleh karena itu, harus dilakukan tindakan laparoskopi, yaitu melepaskan pelekatannya dengan cara operasi.
* Perut gantung.
Sebenarnya, terang Gatot,letak rahim yang makin bertambah ke depan atau seperti menggantung adalah normal, bukan kelainan karena arah rahim memang ke depan. Tapi karena jaringan ikat otot-otot perut sudah kendur dan tak bisa menahan sehingga bila hamil cenderung lebih ke depan. Itulah mengapa rahim demikian kerap ditemukan pada ibu-ibu yang sudah punya anak banyak.
Tapi, Bu, tak usah khawatir karena hal ini tak masalah. Cuma dianjurkan memakai gurita, korset atau ikat perut yang agak ketat dan kencang untuk menyokong perut dari bawah.
Yang perlu diketahui, pada rahim ke depan, partus akan menjadi lebih lama dan kontraksinya kurang bagus sehingga perlu dilakukan akselerasi, penambahan zat-zat penguat kontraksi. "Perlu-tidaknya dilakukan tindakan seksiosesaria, tergantung besarnya bayi dan bisa-tidaknya melewati panggul," terang Gatot.
* Prolapsus uteri (rahim keluar atau menonjol di vagina).
Kelainan ini terjadi karena kelemahan jaringan ikat pada daerah rongga panggul, terutama jaringan ikat transversal. Sebab lain, pertolongan persalinan yang tak terampil sehingga meneran terjadi pada saat pembukaan belum lengkap, terjadi perlukaan jalan lahir yang dapat menyebabkan lemahnya jaringan ikat penyangga vagina, serta ibu yang banyak anak sehingga jaringan ikat di bawah panggul kendur. Menopause juga dapat menyebabkan turunnya rahim karena produksi hormon estrogen berkurang sehingga elastisitas dari jaringan ikat berkurang dan otot-otot panggul mengecil yang menyebabkan melemahnya sokongan pada rahim.
Gejalanya sangat individu. Keluhan yang sering terjadi antara lain, perasaan ada benda yang mengganjal atau menonjol di depan vagina sehingga sangat mengganggu ketika berjalan atau bekerja. Kadang timbul luka pada rahim yang menonjol tersebut dikarenakan gesekan celana dalam atau benda yang diduduki dan dari luka tersebut bisa menimbulkan infeksi. Gejala lainnya, sering timbul keputihan karena luka tersebut atau karena sumbatan pembuluh darah di daerah mulut rahim, serta ada keluhan rasa sakit dan pegal di pinggang. Keluhan rasa sakit ini akan hilang bila si wanita berbaring.
"Biasanya prolapsus uteri jarang timbul sendirian, tapi disertai dengan turunnya vagina bagian depan yang disebut sistokel dan vagina bagian belakang yang disebut retokel," jelas Gatot. Sistokel sering menimbulkan gejala buang air kecil yang sedikit-sedikit dan sering. Kandung kencing serasa penuh dan sulit dikosongkan seluruhnya, tak dapat menahan kencing bila batuk atau mengejan, kadang terjadi kesulitan kencing sehingga kandung kencing membesar. Sedangkan rektokel sering menyebabkan gangguan buang air besar karena tinja berkumpul di ruang retokel.
Untuk mendiagnosis kelainan rahim jenis ini dilakukan dengan cara pasien diminta jongkok sambil mengejan sehingga akan tampak benjolan di depan vagina. Tapi sebenarnya, kelainan ini dapat dicegah, yaitu dengan pemandekan waktu persalinan atau dilakukan episiotomi dan bantuan persalinan, misalnya dengan forcep atau vakum sehingga waktu persalinan pun tak lama.
Sementara pengobatannya dengan latihan-latihan otot dasar panggul atau operasi untuk menguatkan otot-otot dasar panggul sehingga tak keluar lagi.
"Jadi, rahim dinaikkan ke atas dan diikat dengan jaringan otot-otot di perut atas. Jaringan otot yang kendur itu dipendekkan dan ditahankan ke rahim sehingga rahim tak turun lagi." Cara lain ialah dilakukan tindakan pengangkatan rahim dari vagina lewat operasi. Konsekuensinya tentu tak bisa punya anak lagi. Lain halnya bila dilakukan operasi penguatan rahim, kemungkinan tetap punya anak masih bisa.
* Inversio uteri (rahim terbalik ke bawah).
Hal ini disebabkan pada waktu melahirkan tali pusatnya ditarik sementara belum terjadi kontraksi sehingga rahim membalik. Gejala yang ditimbulkan setelah melahirkan sangat mengkhawatirkan. Pasien menjadi shock, nyeri yang sangat, dan terjadi perdarahan. Kejadian ini dapat menyebabkan pasien meninggal karena kekurangan darah.
Penanganannya dengan dilakukan reposisi segera. Jadi, pada saat itu dimasukkan lagi dengan anestesi atau bius umum sehingga kembali normal, lalu diberi penguat kontraksi agar bisa bertahan di dalam rongga perut. "Bila reposisi tak segera dilakukan dan gejala yang timbul tak berat akan menyebabkan terjadi inversio menahun.," terang Gatot seraya melanjutkan, "Bila terlambat, maka komplikasinya ialah perdarahan yang banyak sehingga harus dioperasi dan pengangkatan rahim."
Pencegahannya dengan melakukan pertolongan persalinan, tunggu sampai rahim berkontraksi, dan cegah anemia sehingga kontraksi uterus menjadi baik. Jadi, Bu, bila mengalami banyak keluhan yang berkaitan dengan rahim, segera konsultasikan ke dokter agar bisa ditangani secepatnya.
Dedeh Kurniasih
Penulis : tabloidnova.com
Tabloidnova.com, situs wanita paling lengkap yang menyajikan berita terkini seputar dunia wanita, busana, kecantikan, kuliner sedap, selebriti, kesehatan, profil, keluarga, karier, griya, zodiak horoskop secara inspriatif.
****************************************************************************************************
Dipetik daripada :
http://www.dailymail.co.uk/health/article-2801461/woman-discovers-two-wombs-going-routin
e-smear-test-gives-birth-miracle-baby-despite-risks.html
Uterus didelphys -- or a double womb -- is a pretty rare condition. It affects anywhere from about one in 1,000 to one in 1 million women worldwide, and it sometimes occurs in families. In some cases of double wombs, those two wombs share a set of Fallopian tubes, ovaries, a cervix and a vagina; other times, a girl is born with two of everything -- two wombs, two sets of Fallopian tombs and ovaries, two cervixes and two vaginas. A woman can have a surgical procedure to join her two vaginas into one, but the wombs are typically left separate. The condition usually occurs when the Mullers ducts of a developing fetus never fuse into one uterus, as they're supposed to.
In December 2006 in Britain, three babies were born from two separate wombs inside the same woman. As far as the medical community knows, only about 70 women with uterus didelphys have ever been simultaneously pregnant with one baby in each womb. The chances of it occurring are about 5 million to one. Fewer of those women have carried one or both babies close to term. The chances of a woman with two wombs being pregnant with three babies -- two in one womb, one in the other -- are about 25 million to one. And the chances of all three babies surviving are even slimmer. Twenty-three-year-old Hannah Kersey's three daughters might be the only ones, at least in recorded medical history.
Dipetik daripada :
http://health.howstuffworks.com/sexual-health/female-reproductive-system/double-womb.html
Woman discovers she has TWO wombs and TWO cervixes after going for a routine smear test - but still manages to have a baby
- Doctors found that Jane Woodhead, 38, had two uterus and two cervixes
- Has uterus didelphys, which causes internal abnormalities in 3% of women
- Condition occurs while female foetus develops - and womb forms differently
- Can also cause some women to have two vaginas, doctors say
- Means is possible for a woman to be pregnant in both wombs at same time
- Carries complications during pregnancy, such as miscarriage and bleeding
- After signing up for IVF, Ms Woodhead found she was pregnant in one womb
- Gave birth to baby Grace, now 12 weeks old, in July
A woman who went for a routine smear test was astounded to be told she had two wombs and two cervixes.
Jane Woodhead, 38, had no idea she was suffering from a condition called uterus didelphys.
It means a woman can be born with any combination of two wombs, two separate cervixes and sometimes two vaginas.
It also makes it possible to be pregnant twice at the same time - with a baby in each womb.
Jane Woodhead, 38, went for a smear test and was astounded to be told she had two wombs. The condition can cause complications during pregnancy, but baby Grace, now 12 weeks old, was born healthy
When the female foetus is developing, two tubes normally join to create one larger, hollow organ - the uterus (top picture). But in a minority of women, including Ms Woodhead, the tubes don't join - allowing two hollow organs to form instead. This means the woman is born with two wombs (bottom picture)
After being diagnosed with the condition - which carries risks of complications during pregnancy - Ms Woodhead was told she would need IVF treatment if she ever wished to have children.
But weeks later, she found out she was already pregnant - and later gave birth to her 'miracle baby', Grace.
Ms Woodhead, from Barry, South Wales, said: 'When I was told about the uterus didelphys it was a huge surprise, as I'd been having routine smears for years and no one had picked it up.
'They said it was possible alternate ones had been checked, which was obviously a bit of a shock.
'To think it's something I was born with, but never knew, was bizarre.'
Doctors explained she had a rare condition called 'uterus didelphys', also known as a double uterus, where a woman is born with two uteri, two separate cervixes and can sometimes even have two separate vaginas.
Only three per cent of women are born with an abnormality such as having two wombs every year.
The condition is normally diagnosed during an examination, a smear test or in a scan during pregnancy.
It occurs because in a female foetus, the uterus starts out as two small tubes.
As the foetus develops, the tubes normally join to create one larger, hollow organ.
However sometimes the tubes don't join completely and each one develops into a separate hollow organ - so the woman is born with two wombs.
The condition often only becomes noticeable after puberty.
Dr Leila Hanna, a consultant gynaecologist & Obstetrician at BMI The Sloane Hospital, said women can go for years without realising they have an extra womb.
She told MailOnline: 'Sometimes it's discovered in a physical exam, or when they have cervical smears.
'If the lady is pregnant and they have an early scan it can be picked up then.
'But if they don't have any tests, then it's not noticed - and they can go for years and years without knowing.'
In terms of physical anatomy, the two wombs are often slightly smaller than average in order to fit, though they can be as big as a 'normal' womb.
Two different pregnancies are also possible at the same time.
‘Although women normally produce only one egg a month, sometimes they can produce two,' explained Dr Hanna.
‘If they have sex at the right time, they can have a pregnancy in each womb - non-identical twins.
‘It’s a rare thing, but it can happen once in a blue moon.
Some women are also born with two vaginas, which can lead to complications with sex and during menstruation.
Dr Hanna said: 'Some have a septum in the vagina. If they have two vaginas they will need to wear two tampons.
'If they've got one vagina it doesn't affect sex. But if they have two vaginas then there can be some difficulties with sex.'
And to properly check they are healthy, smear tests should be carried out in both cervixes.
She reiterated that having two wombs can lead to complications during pregnancy.
Ms Woodhead and partner Paul Herridge were delighted to find out she was pregnant with baby Grace, as doctors said the condition meant she would need IVF to have a baby. The condition is linked with higher risks of miscarriage, premature births and bleeding during pregnancy
'They're more likely to have a baby breach position and require a Caesarean. These woman are also more likely to have miscarriage.'
She added: 'If they've got a small uterus, they're more likely to have a pre-term birth.'
After being diagnosed with uterus didephys, Ms Woodhead was told she would need IVF to have a baby.
She signed up for the treatment, which has a waiting list of up to 18 months.
But after feeling unwell, and doing a urine test for the GP, she was told she was seven weeks pregnant.
She said: 'What worried me the most was that I wondered if I'd ever be able to become a mum as they told me my chances of getting pregnant would be slim.'
'She's our lovely, beautiful miracle' Ms Woodhead said about her daughter
'I certainly didn't think it would be possible naturally. But just a week before we were about to have our first IVF appointment I was given the bombshell, brilliant news.
'I had to wait four days before having a scan which I needed for reassurance that everything was okay.
'They needed to check it wasn't ectopic and, sure enough, there was a baby in my left womb and I was very much pregnant.
'They did check the other womb and there was a chance I had been carrying another baby as they could see something there... but there was definitely no heartbeat. It took a long time to sink in.'
The risks for pregnant women, include early or late miscarriage, premature or early labour, low birth weight.
Doctors normally opt for a Caesarean to avoid these complications.
Ms Woodhead admitted the risks worried her.
She said: 'I had got through the first challenge of getting pregnant and I just wanted a successful outcome.
'We had to keep a close eye on everything and I had 17 scans in 39 weeks.
'It was there that we found out we were having a little girl at 15 weeks and we were just so overwhelmed and excited.'
She said: 'I never felt able to relax during the 39 weeks as I was aware of the risks and I was so grateful to be able to tick every week off the calendar and move closer to my due date.'
Grace Violet Herridge was born on July 18.
'She was born 11 days after my 40th birthday and was the best 40th birthday present I could ever have asked for or dreamed of. She's my little miracle.
'I still stare at her for hours even now 12 weeks after she was born and can't believe she is really mine.
'She is our lovely, beautiful miracle.'
Read more: http://www.dailymail.co.uk/health/article-2801461/woman-discovers-two-wombs-going-routine-smear-test-gives-birth-miracle-baby-despite-risks.html#ixzz49BO3qZCy
Follow us: @MailOnline on Twitter | DailyMail on Facebook
**************************************************************************************************
Dipetik daripada : http://health.kompas.com/read/2016/04/22/160000923/Kondisi.Langka.Wanita.Memiliki.DuaRahim.dan.Dua.Vagina
Editor | : Lusia Kus Anna |
Sumber | : Dailymail |
***************************************************************************************
Dipetik daripada :http://www.scientificamerican.com/article/woman-two-uteruses-twin-babies/
How can a woman with two uteruses bear children from both?
A woman gives birth to two babies, one from each womb
You may have been shocked by reports of a 33-year-old California woman birthing octuplets in January—until, that is, there was news of a woman with two uteruses who popped two babies—one from each womb. The mother, dubbed "Womber Woman" by the New York Post, last week delivered two baby girls at Marquette General Hospital in Marquette, Mich., according to The Mining Journal. The twins were seven weeks premature and underweight—one weighed in at three pounds, 15 ounces (1.8 kilograms) and the other four pounds, 15 ounces (2.2 kilograms)—but doctors told the newspaper that both babies (and their 21-year-old mom) were doing just fine after their cesarean section delivery.
The woman, Sarah Reinfelder, reportedly was born with a condition calleduterus didelphys, or double uterus, which affects a number of women who may not even be aware they have it. We asked Robert Zurawin, an obstetrician/gynecologist (ob–gyn) at Baylor College of Medicine in Houston to explain the condition and its implications for fertility.
[An edited transcript of the interview follows.]
How common is it to have a double uterus?
One in about every 2,000 women worldwide have the condition.
How likely is it that a woman with this condition would get pregnant with twins—one baby growing in each uterus?
About one in 25,000 women with uterus didelphys gets pregnant withtwins, one to each uterus. [That means the likelihood of any given woman growing two babies in two separate wombs is about one in 50 million.]
How would you know if you have two uteruses?
Most women aren't even aware they have the condition until they becomepregnant and get an ultrasound exam, a test that uses sound waves to produce images of the inside of the body. If she gets an ultrasound about eight weeks into her pregnancy (as most ob–gyns recommend), chances are the ultrasound technician would spot the extra womb. But if the woman doesn't get an ultrasound until 20 weeks or more into her pregnancy, the uterus housing the fetus might have grown big enough to overshadow the extra uterus in which case the ultrasound technician might not see it (and the woman may never know).
How does a woman end up with two wombs?
In the embryonic stage of human development, a female has more than one "uterine horn," or tubes that ultimately fuse into one uterus. In people with this condition, somewhere in the developmental process the tubes didn't come together, most likely because there was an error in the signals cells received instructing them to migrate to certain places.
Where do the double uteruses sit in the body, and what do they look like?
They are in the same place that a single uterus would be—in the pelvis right behind the bladder and in front of the rectum. Assuming the woman is not pregnant, the twin uteruses take up about as much space as a single uterus, which is about the size of a pear. Together they resemble a valentine's heart, each having a round top and a tapered bottom. (So if you cut the heart down the middle, each side would look like a uterus.)
If you have two uteruses, do you also have two cervices (the narrow end of the uterus, where a baby's head emerges during birth) as well as two vaginas?
Some people with uterus didelphys also have two cervices and two vaginas, but some only have one vagina. Most women with two vaginas do not get surgery to fuse them, because one side is typically bigger than the other, so they have intercourse using just that one side.
Does having two wombs make it easier or harder to get pregnant?
Normally, women with two uteruses don't have problems getting pregnant, but in some cases it might be harder. Women with uterus didelphys sometimes do not have a fully developed uterine lining, the layer of tissue covering the inner wall of the uterus, which provides a place for implantation of a fertilized egg and attachment of the placenta that supplies oxygen and nutrients to the growing fetus. In other cases, the uterus might have an irregular shape that prevents it from stretching to accommodate the growing fetus.
Why were the twins in Michigan born prematurely—before the normal 37 to 40 weeks of gestation?
About 60 percent of all twins are born prematurely. This probably has something to do with the fact that the uterus (or in this case, the double uteruses) can only expand so much. In some women with this condition, the two uteruses cannot expand as much as a normal, single uterus would.
When babies are born this way (coming from different wombs in the same mother), are they delivered at the same time?
Yes, both uteruses go into labor at the same time, so the babies would likely be born within minutes of one another.
Can a woman with this condition have babies less than nine months apart that are full-term; that is, can she have, say, a two-month-old fetus in one womb and conceive another in her second uterus?
You can't get pregnant in a second uterus when you are already pregnant in the first. The body would not support ovulation (the release of a mature, ready-to-be-fertilized egg from the ovary) when a pregnancy has already begun.
Do other animals have two uteruses?
A lot of mammals, including pigs, dogs, rabbits and cats have two uteruses. All primates have single uteruses. In these other animals, multiple fetuses can grow in each uterus; the fetuses share the placenta, but each one has its own umbilical cord.
**************************************************************
Dipetik daripada :
http://www.wowkeren.com/berita/tampil/00009872.htmlWanita di India Melahirkan Bayi Kembar dari Rahim Ganda
10 Aug 2011 08:43:48 WIB
Ini merupakan kejadian sangat langka dimana rata-rata hanya ada satu kasus dilaporkan terjadi setiap tahun di seluruh dunia.
WowKeren.com - Seorang wanita India menjadi pusat perhatian dunia. Rinku Devi berbeda dari wanita kebanyakan karena memiliki dua rahim dalam perutnya dan berhasil melahirkan putra kembar dari masing-masing rahim tersebut.
Dokter yang menagani Devi tertegun karena bayi dalam ovarium yang berbeda tetap sehat. Ini merupakan kejadian yang sangat langka dimana rata-rata hanya satu kasus dilaporkan setiap tahun di seluruh dunia.
Wanita berusia 28 tahun itu memang yakin dia mengandung bayi kembar, tapi dia sama sekali tidak mengetahui kondisi medis, termasuk memiliki dua rahim yang dikenal sebagai uterus didelphys atau rahim ganda.
"Saya baru tahu tentang memiliki dua rahim ketika akan melahirkan," kata istri perwira intelijen di India itu. "Saya tidak tahu bagaimana harus bereaksi. Saya sakit dan takut."
Uterus didelphys dihubungkan dengan dua saluran rahim (serviks) terpisah. Dalam beberapa kasus, mereka juga memiliki vagina ganda.
Setiap rahim ini terkait dengan tuba falopi yang langsung menghubungkan pada ovarium. Pasien dengan rahim ganda memerlukan perhatian khusus selama kehamilan untuk mencegah kelahiran prematur.
"Saya tidak pernah mendengar hal seperti ini sebelumnya," ujar Devi. "Saya mencari tahu tentang kelangkaan dan tingkat keparahan kondisi setelah saya melahirkan. "
Wajar jika Devi kagum sekaligus heran karena ia hampir tidak mengalami masalah apapun saat melahirkan anak pertamanya empat tahun lalu. Selama proses melahirkan, dokter menemukan bahwa usia kehamilan Devi berselang satu bulan.
Dua bayi Devi dilahirkan secara caesar di rumah bersalin Mati Sadan Parijat, Muzaffarpur. Ahli kandungan (Ginekologi), dr. Dipti Singh, menyampaikan bahwa berat masing-masing bayi kembar ini adalah 1,93 kg dan 1,5 kg.
"Saya sangat senang dan merasa bangga telah bertahan melalui ini," lanjut Devi. "Ketika saya diberitahu bahwa saya memiliki bayi kembar, saya pikir mereka akan terlihat sama, tapi saya senang mereka terlihat berbeda. Saya ingin berterima kasih kepada Tuhan karena memberikan saya hidup baru."
"Kehamilan seperti ini sangat fatal bagi ibu dan anak," kata dr. Singh yang menangani Devi. "Karena bisa menimbulkan risiko keguguran, persalinan prematur dan bayi dengan berat badan di bawah rata-rata. Syukurlah karena pada proses persalinan, Rinku dalam keadaan yang sangat sehat serta pertumbuhan bayi di dalam kedua rahimnya pun sangat baik."
Berikut gambar Rinku dan bayi kembarnya:
Dokter yang menagani Devi tertegun karena bayi dalam ovarium yang berbeda tetap sehat. Ini merupakan kejadian yang sangat langka dimana rata-rata hanya satu kasus dilaporkan setiap tahun di seluruh dunia.
Wanita berusia 28 tahun itu memang yakin dia mengandung bayi kembar, tapi dia sama sekali tidak mengetahui kondisi medis, termasuk memiliki dua rahim yang dikenal sebagai uterus didelphys atau rahim ganda.
"Saya baru tahu tentang memiliki dua rahim ketika akan melahirkan," kata istri perwira intelijen di India itu. "Saya tidak tahu bagaimana harus bereaksi. Saya sakit dan takut."
Uterus didelphys dihubungkan dengan dua saluran rahim (serviks) terpisah. Dalam beberapa kasus, mereka juga memiliki vagina ganda.
Setiap rahim ini terkait dengan tuba falopi yang langsung menghubungkan pada ovarium. Pasien dengan rahim ganda memerlukan perhatian khusus selama kehamilan untuk mencegah kelahiran prematur.
"Saya tidak pernah mendengar hal seperti ini sebelumnya," ujar Devi. "Saya mencari tahu tentang kelangkaan dan tingkat keparahan kondisi setelah saya melahirkan. "
Wajar jika Devi kagum sekaligus heran karena ia hampir tidak mengalami masalah apapun saat melahirkan anak pertamanya empat tahun lalu. Selama proses melahirkan, dokter menemukan bahwa usia kehamilan Devi berselang satu bulan.
Dua bayi Devi dilahirkan secara caesar di rumah bersalin Mati Sadan Parijat, Muzaffarpur. Ahli kandungan (Ginekologi), dr. Dipti Singh, menyampaikan bahwa berat masing-masing bayi kembar ini adalah 1,93 kg dan 1,5 kg.
"Saya sangat senang dan merasa bangga telah bertahan melalui ini," lanjut Devi. "Ketika saya diberitahu bahwa saya memiliki bayi kembar, saya pikir mereka akan terlihat sama, tapi saya senang mereka terlihat berbeda. Saya ingin berterima kasih kepada Tuhan karena memberikan saya hidup baru."
"Kehamilan seperti ini sangat fatal bagi ibu dan anak," kata dr. Singh yang menangani Devi. "Karena bisa menimbulkan risiko keguguran, persalinan prematur dan bayi dengan berat badan di bawah rata-rata. Syukurlah karena pada proses persalinan, Rinku dalam keadaan yang sangat sehat serta pertumbuhan bayi di dalam kedua rahimnya pun sangat baik."
Berikut gambar Rinku dan bayi kembarnya: