Dipetik daripada : http://poli.its.ac.id/poligigi.php
Poli Gigi
Poli gigi Medical center merupakan perkembangan dari Balai Pengobatan Gigi ITS yang sudah ada sejak tahun 1997 yang melayani civitas akademik ITS maupun masyarakat umum, dimana BP gigi ITS hanya beroperasi 3 kali seminggu. Dengan semakin bertambahnya jumlah pasien, maka sejak tahun 2006 pelayanan di poli gigi diperpanjang lima hari kerja dari hari Senin s/d jumat.
Galeri
Saat ini pengetahuan dan kesadaran mahasiswa ITS khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut masih sangat rendah. Kebanyakan penderita yang datang ke poli gigi dengan kasus penyakit gigi yang sudah parah, sehingga akhirnya gigi menjadi sulit di pertahankan. Permasalahan gigi pada setiap orang berbeda-beda sehingga diperlukan perawatan yang tepat untuk memperoleh gigi yang sehat dan indah. Tampilan gigi yang indah, rapi, sehat dan putih membuat seseorang tampil lebih percaya diri.
Sering penderita mengajukan pertanyaan ,bagaimana gigi bisa merasakan linu bila makan minum yang terlalu dingin, panas maupun sakit. Untuk menjelaskannya, maka perlu mengetahui terlebih dahulu bagian-bagian dari gigi dan jaringan pendukungnya.
Bagian-bagian gigi :
Dari gambar di atas dapat dilihat adanya pembuluh darah dan syaraf di dalam gigi, sehingga gigi bisa merasakan dingin, panas dan sakit.
Penyakit gigi :
Penyakit gigi yang sering dijumpai di poli gigi adalah sebagai berikut :
- Caries gigi (gigi berlubang)
Proses gigi berlubang :
- Proses awal : ada bercak putih pada gigi --> penderita tidak ada keluhan
- Timbul garis/ titik hitam/lubang pada mahkota gigi --> makanan terselip, linu (1)
- Lubang mengenai bagian pulpa gigi --> infeksi gigi ?menimbulkan rasa sakit yang hilang timbul (2)
- Radang Gusi (karena Karang gigi)
Sering dianggap normal sebagai bagian dari gigi dan menguatkan gigi Padahal dapat mengakibatkan :
- Gusi sering berdarah
- Gigi goyang (karena merusak jaringan pengikat gigi)
- Bau mulut
- Noda gigi (stain)
Disebabkan karena :
- konsumsi obat-obatan tertentu
- zat warna dari makanan (seperti teh, kopi, dll)
- kebiasaan merokok
- Abses gigi
Infeksi gigi yang berlanjut kepada infeksi jaringan pendukung gigi, ditandai dengan :
- bengkak pada gusi dan pipi
- gigi goyang
- Sakit sekali
- Demam dan sakit kepala
| |
- Gigi geraham miring (impaksi)
Tanda-tanda :
- Gigi geraham bungsu (yang tumbuh terakhir dan dimulai usia remaja) :
- tumbuh sebagian dengan posisi miring
- tidak tumbuh dengan posisi miring di bawah atau horizontal
- Gusi paling belakang bengkak
- Sakit
- Tidak bisa membuka mulut secara normal
PERAWATAN DAN PENGOBATAN GIGI
Yang dilakukan di poli gigi medical center adalah :
- Penambalan permanen gigi
- Pencabutan gigi
- Pembersihan karang gigi dan noda gigi
- Perawatan gigi yang terinfeksi / perawatan saluran akar
- Pengobatan abses gigi
- Pembuatan gigi palsu
- Pengobatan gigi geraham miring
PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI DAN MULUT
Hal-hal yang harus dilakukan :
- Memeriksakan gigi secara teratur setiap 6 bulan sekali pergi ke dokter gigi
- Menyikat gigi secara teratur minimal 2X sehari
- Cara menyikat gigi yang benar
- Pilih sikat gigi yang sesuai dengan kondisi gigi dan pasta gigi yang mengandung fluoride
- Mengurangi makanan yang lengket di gigi
- Banyak makan makanan yang mengandung serat
Senyum indah berawal dari gigi yang sehat
**********************************************************************
Dipetik daripada : http://generasi-kita.blogspot.com
Diposkan oleh ari wahyuning
Penyakit gusi adalah satu peradangan yang dialami oleh gusi, yang selanjutnya bisa mempengaruhi tulang yang menopang gigi kita. Peradangan tersebut disebabkan oleh bakteri yang menjadi 'plak' gigi, lengket, dan lama-kelamaan akan melapisi gigi kita. Maka, jika kita tak membersihkannya tiap hari, dengan menyikat gigi maupun flossing (membersihkan gigi dengan 'benang' gigi), 'plak' gigi kemudian akan makin terbentuk dan bakteri tak hanya menginfeksi gusi kita, namun juga membahayakan lapisan luar gusi dan tulang yang menopang gigi kita.
Ada beberapa tahapan timbulnya penyakit gusi :
1. Gingivitis
Ini merupakan tahap awal dari timbulnya penyakit gusi, peradangan disebabkan oleh 'plak' yang terbentuk di sekitar gusi. Jika pembersihan gigi yang dilakukan setiap hari tak mampu membersihkan dan mengangkat 'plak' yang terbentuk, hal itu bisa memproduksi racun yang bisa menyebabkan iritasi pada lapisan luar gusi, dan timbullah gingivitis.
Jika gusi kita berdarah saat kita menyikat gigi atau membersihkan gigi kita dengan 'benang gigi'. Pada tahap awal penyakit gusi ini, kerusakan lebih lanjut bisa diatasi, asalkan tulang dan jaringan luar gusi yang menyangga gigi yang terinfeksi tersebut masih belum terinfeksi juga.
2. Periodontitis
Pada tahap ini, tulang penyangga gigi dan jaringan yang menyangga gigi di tempat yang terinfeksi tersebut sudah mengalami 'kerusakan'. Gusi kita mulai membentuk 'kantong', yang akan menjadi 'perangkap' bagi makanan yang menempel dan 'plak'. Perawatan gigi yang rutin dan pembersihan sehari-hari yang dilakukan secara pribadi akan bisa mencegah kerusakan yang lebih parah.
3. Advanced Periodontitis
Pada tahap yang paling 'parah' dari penyakit gusi ini, jaringan dan tulang yang menyangga gigi telah hancur, yang mana hal ini bisa menyebabkan gigi tanggal. Hal ini sangat mengganggu kenyamanan gigi kita saat mengunyah, apalagi jika tak dilakukan perawatan yang rutin terhadap gigi. Sehingga pada akhirnya gigi harus dicabut, karena sudah rusak dan keropos.
Penyakit gusi dapat menyerang siapa saja, namun lebih sering terjadi pada orang dewasa. Jika hal itu bisa terdeteksi sejak awal, penyakit gusi bisa dihindari. Kita harus rutin memeriksakan gigi kita pada dokter gigi, jika kita mengalami gejala-gejala seperti dibawah ini:
- Gusi berwarna merah dan bengkak
- Gusi berdarah selama kita menyikat gigi atau melakukan flossing
- Gigi tampak lebih panjang, karena gusi tak lagi kuat menyangga
- Antara gusi dan gigi mulai ada jarak dan membentuk kantong
- Saat menggigit gigi goyang dan gusi terasa sakit
- Keluar nanah di antara gusi dan gigi
- Bau nafas kita tak sedap dan mulut kita selalu merasa tak nyaman
Cara Mengobati Gusi Bengkak
10 gram tawas bersih dicampur 300cc air biasa dan sedikit pepermint olie dapat digunakan untuk obat kumur-kumur jika gusi bengkak.
Pengobatan tradisional:
5 lembar daun jarak, 1 sendok kapur sirih direbus dengan 4 gelas air. Setelah disaring, gunakan air tersebut untuk kumur.
Mengobati gusi yang bengkak juga dapat menggunakan 15 gram daun dan akar sereh, 20 gram kunyit, garam secukupnya direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, saring dan airnya diminum.
Mencegah Penyakit Gusi
Tahap awal dari penyakit gusi biasanya dapat dihindari dengan menyikat gigi dan flossing secara teratur. Menjaga kesehatan mulut juga akan membantu terbentuknya 'plak' gigi. Perawatan secara rutin oleh dokter gigi atau ahli kesehatan gigi yang lain adalah cara yang tepat untuk mengangkat 'plak' yang terbentuk dan kemudian mengeras menjadi 'tartar'. Dokter gigi atau ahli kesehatan gigi yang lain akan membersihkan potensi terbentuknya 'tartar', di atas dan di bawah gusi.
Jika kondisinya lebih buruk, perlu dilakukan prosedur perawatan terhadap akar gigi. Prosedur tersebut akan membantu gigi, agar mampu menghambat tumbuhnya 'plak'. Dengan perawatan secara berkala pula, tahap awal penyakit gusi bisa dideteksi sejak dini, sehingga menghambat kerusakan yang lebih parah.
Ada beberapa tahapan timbulnya penyakit gusi :
1. Gingivitis
Ini merupakan tahap awal dari timbulnya penyakit gusi, peradangan disebabkan oleh 'plak' yang terbentuk di sekitar gusi. Jika pembersihan gigi yang dilakukan setiap hari tak mampu membersihkan dan mengangkat 'plak' yang terbentuk, hal itu bisa memproduksi racun yang bisa menyebabkan iritasi pada lapisan luar gusi, dan timbullah gingivitis.
Jika gusi kita berdarah saat kita menyikat gigi atau membersihkan gigi kita dengan 'benang gigi'. Pada tahap awal penyakit gusi ini, kerusakan lebih lanjut bisa diatasi, asalkan tulang dan jaringan luar gusi yang menyangga gigi yang terinfeksi tersebut masih belum terinfeksi juga.
2. Periodontitis
Pada tahap ini, tulang penyangga gigi dan jaringan yang menyangga gigi di tempat yang terinfeksi tersebut sudah mengalami 'kerusakan'. Gusi kita mulai membentuk 'kantong', yang akan menjadi 'perangkap' bagi makanan yang menempel dan 'plak'. Perawatan gigi yang rutin dan pembersihan sehari-hari yang dilakukan secara pribadi akan bisa mencegah kerusakan yang lebih parah.
3. Advanced Periodontitis
Pada tahap yang paling 'parah' dari penyakit gusi ini, jaringan dan tulang yang menyangga gigi telah hancur, yang mana hal ini bisa menyebabkan gigi tanggal. Hal ini sangat mengganggu kenyamanan gigi kita saat mengunyah, apalagi jika tak dilakukan perawatan yang rutin terhadap gigi. Sehingga pada akhirnya gigi harus dicabut, karena sudah rusak dan keropos.
Penyakit gusi dapat menyerang siapa saja, namun lebih sering terjadi pada orang dewasa. Jika hal itu bisa terdeteksi sejak awal, penyakit gusi bisa dihindari. Kita harus rutin memeriksakan gigi kita pada dokter gigi, jika kita mengalami gejala-gejala seperti dibawah ini:
- Gusi berwarna merah dan bengkak
- Gusi berdarah selama kita menyikat gigi atau melakukan flossing
- Gigi tampak lebih panjang, karena gusi tak lagi kuat menyangga
- Antara gusi dan gigi mulai ada jarak dan membentuk kantong
- Saat menggigit gigi goyang dan gusi terasa sakit
- Keluar nanah di antara gusi dan gigi
- Bau nafas kita tak sedap dan mulut kita selalu merasa tak nyaman
Cara Mengobati Gusi Bengkak
10 gram tawas bersih dicampur 300cc air biasa dan sedikit pepermint olie dapat digunakan untuk obat kumur-kumur jika gusi bengkak.
Pengobatan tradisional:
5 lembar daun jarak, 1 sendok kapur sirih direbus dengan 4 gelas air. Setelah disaring, gunakan air tersebut untuk kumur.
Mengobati gusi yang bengkak juga dapat menggunakan 15 gram daun dan akar sereh, 20 gram kunyit, garam secukupnya direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, saring dan airnya diminum.
Mencegah Penyakit Gusi
Tahap awal dari penyakit gusi biasanya dapat dihindari dengan menyikat gigi dan flossing secara teratur. Menjaga kesehatan mulut juga akan membantu terbentuknya 'plak' gigi. Perawatan secara rutin oleh dokter gigi atau ahli kesehatan gigi yang lain adalah cara yang tepat untuk mengangkat 'plak' yang terbentuk dan kemudian mengeras menjadi 'tartar'. Dokter gigi atau ahli kesehatan gigi yang lain akan membersihkan potensi terbentuknya 'tartar', di atas dan di bawah gusi.
Jika kondisinya lebih buruk, perlu dilakukan prosedur perawatan terhadap akar gigi. Prosedur tersebut akan membantu gigi, agar mampu menghambat tumbuhnya 'plak'. Dengan perawatan secara berkala pula, tahap awal penyakit gusi bisa dideteksi sejak dini, sehingga menghambat kerusakan yang lebih parah.
********************************************************************
Atasi Gusi Bengkak
13 Mei 2011 oleh Nanang Chosin
Penyakit gusi adalah istilah awam dari penyakit periodontal. Penyakit ini bisa menyerang orang dewasa hingga akan-anak. Bila tidak diatasi dengan segera maka penyakit gusi dapat menyebabkan gigi lepas dan menimbulkan berbagai macam penyakit seperti paru-paru, kanker dan lain-lain.Menurut Drg. Elizabeth Linda dari Klinik Gigi Dental Salon, Penyebab utama gusi bengkak disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kebersihan mulut yang kurang misalnya menggosok gigi yang kurang benar arahnya, karang gigi yang tidak dicabut atau dibersihkan.
Gusi yang sehat berwarna merah muda, bentuknya tidak menonjol di sela-sela gigi, tidak bengkak dan teksturnya seperti kulit jeruk, jika disentuh kenyal.
Hubungan gigi dan gusi
Secara umum bila gigi tidak disikat dan dibersihkan secara benar dan teratur, akan menimbulkan plak pada gigi. Plak adalah suatu lapisan yang mengandung makanan dan bakteri yang kemudian mengeras menjadi tartar atau karang gigi yang dapat menyebabkan penyakit gusi.
Selain karang gigi yang tidak dibersihkan, gosok gigi tidak benar dan bersih dapat menyebabkan masih adanya sisa makanan yang menempel di pinggir gigi yang paling dekat dengan gusi. Bila dibiarkan semakin lama akan menumpuk dan dapat memicu gusi bengkak.
Gejala gusi bengkak
Secara umum penyakit gusi bengkak selalu diikuti dengan gejala tertentu. Gelaja gusi bengkak yang perlu diperhatikan dengan seksama antara lain:
- Gusi nampak merah, bengkak
- Sakit dan mudah berdarah bila disentuh
- Nafas menjadi bau
- Jika sudah parah akan menimbulkan peradangan pada gusi, hingga gigi goyang serta mudah lepas.
Gusi yang bengkak, kalau didiamkan saja akan sangat berbahaya. Keadaan yang satu itu berpeluang menjadi salah satu penyakit yang menyerang organ tubuh lainnya, yang paling menakutkan adalah kanker.
Untuk mengatasi gusi bengkak dapat dimulai dengan memelihara kesehatan mulut, dengan cara menyikat gigi dengan benar. Sikat gigi sesuai anjuran minimal dua kali sehari dan bila perlu sehabis makan. Selain itu penting pula untuk rajin membersihkan karang gigi minimal empat bulan sekali hingga enam bulan sekali.
Jangan lupa untuk membersihkan pula sisa-sisa makanan yang terselip diantara dua gigi, seperti dental floss. Bila ada sisa-sisa akar gigi yang berpotensi menjadi sumber bakteri maka harus segera dicabut. Kontrol rutin ke dokter gigipun perlu dilakukan minimal enam bulan atau setahun sekali.
Posted By : Kesehatan Kita
*********************************************
Dipetik daripada : http://sainsdanteknologi.blogspot.com/
Cara elak gigi rosak atau reput
dasani menulis - "CUBA ingat kembali bilakah kali terakhir anda berjumpa doktor gigi. Enam bulan, setahun atau lebih lima tahun lalu? Mengapa? Mungkin alasannya takut berjumpa doktor gigi dan inilah fenomena tidak sihat yang masih membelenggu masyarakat kita.
Boleh dikatakan hampir setiap orang mengalami kerosakan gigi, tetapi mengenangkan rasa ngilu apabila gigi dibersihkan membuat ramai lebih rela memendamkan masalah dalam mulut sehingga melarat.
Presiden Persatuan Pergigian Malaysia (MDA), Dr Teo Choo Kum, berkata dua masalah utama melanda masyarakat kita, khususnya di kalangan orang dewasa, iaitu pereputan gigi dan masalah kesihatan gusi.
Berdasarkan kajian, kadar pereputan gigi paling tinggi berlaku di kalangan golongan berumur 35 hingga 44 tahun iaitu sebanyak 96.5 peratus, diikuti 91.5 peratus (25 hingga 39 tahun) dan 80.9 peratus di kalangan kanak-kanak di bawah 12 tahun.
Mengapa kadar pereputan gigi paling tinggi berlaku di kalangan orang dewasa yang sepatutnya lebih peka pada kebersihan dan kesihatan mulut mereka? Faktor gaya hidup, kesibukan kerja dan kecuaian menyebabkan mereka menangguhkan temu janji dengan doktor gigi, walaupun ia hanya perlu dilakukan dua kali dalam setahun.
Keadaan sebaliknya berlaku di kalangan pelajar sekolah yang lebih kerap menjalani pemeriksaan gigi oleh jururawat yang datang ke sekolah atau pergi sendiri ke klinik.
Walaupun secara keseluruhan kadar masalah kerosakan gigi menunjukkan pengurangan, tetapi berdasarkan statistik Pertubuhan Kesihatan Sedunia (WHO), kanak-kanak di negara kita antara paling banyak mengalami masalah kesihatan mulut, khususnya pereputan dan kehilangan gigi, serta menjalani rawatan tampalan.
Dr Teo berkata, pereputan gigi kanak-kanak biasanya bermula dari atas (hujung gigi) manakala bagi orang dewasa masalah pereputan berlaku di celah-celah gigi.
Bakteria dalam mulut akan bertindak ke atas makanan yang tertinggal atau terselit di celah gigi, menghasilkan lapisan melekit berwarna putih kekuningan di panggil plak.
“Jika gigi tidak dibersihkan dengan baik, lapisan bakteria ini akan terus membiak. Apabila kita makan makanan bergula atau berkanji, bakteria akan menghasilkan asid untuk menyerang enamel (lapisan luar gigi). Kehadiran plak akan memudahkan asid melekat pada enamel, lama kelamaan menyebabkan gigi reput dan berlubang.
Gusi berdarah
“Simptom kerosakan gigi mudah dikesan, tetapi ramai mengabaikannya. Pada awalnya gigi akan sensitif (rasa ngilu) pada makanan manis, masam dan sejuk, gusi berdarah apabila memberus gigi atau gusi bengkak dan merah.
“Ini adalah tanda-tanda awal gingivitis dan jika tidak mendapatkan rawatan, gigi akan rosak dan reput. Seterusnya, anda juga sensitif terhadap makanan panas dan ini biasanya mula dirasai apabila anda sakit gigi,” katanya.
Plak yang terkumpul akan menjadi keras membentuk kalkulus (tartar). Kalkulus yang melekat pada gusi juga menjadi laluan untuk bakteria menyerang dan merosakkan tulang rahang; yang akhirnya menyebabkan gigi goyang. Pada peringkat serius, gigi boleh tercabut dengan mudah kerana tulang rahang yang sepatutnya menjadi pemegang sudah diserang bakteria.
Penjagaan gigi seharusnya bermula dari kecil, iaitu sebaik anak mula tumbuh gigi (sekitar usia enam bulan). Ketika ini, ibu bapa boleh memupuk tabiat menjaga kesihatan mulut dengan menggosok gigi anak dengan kain lembut selepas menyusu.
Dr Teo berkata, gigi susu yang rosak juga sebaik-baiknya dirawat atau ditampal jika berlubang. Ini bertujuan mengekalkan gigi susu di kedudukan asalnya sebagai panduan kepada laluan gigi kekal supaya ia tumbuh cantik dan teratur.
Antara teknik rawatan gigi yang sering digunakan termasuk tampalan, pengkoronaan (crowning) iaitu gigi palsu dibentuk dan disalut pada gigi reput, brigde atau implan gigi palsu — yang semuanya perlu dijaga seperti gigi asli.
“Penggunaan flos juga penting untuk membersihkan bahagian celah gigi yang sukar dicapai berus. Selain itu, cecair kumur juga mampu membantu mengurangkan masalah kerosakan gigi, selain mengharumkan nafas.
“Pastikan juga gusi anda sentiasa sihat. Gusi yang sihat berwarna merah jambu atau merah samar. Jika gusi bengkak, merah, sakit dan sering berdarah atau ulser yang tidak sembuh selepas dua minggu, anda dinasihatkan berjumpa doktor gigi. Ia mungkin petanda penyakit lain. Jangan tunggu hingga sakit gigi atau gusi baru hendak jumpa doktor,” katanya.
Gigi rosak bukan saja tidak cantik, tetapi ia sebenarnya memberi gambaran jelas mengenai keprihatinan kita menjaga kebersihan diri. Malah, kerosakan gigi juga secara tidak langsung mampu menjejaskan imej dan keyakinan seseorang.
Jika anda individu yang ‘fobia’ dengan peralatan digunakan doktor gigi, anda sebenarnya tidak bersendirian. Ramai lagi yang ‘fobia’ seperti anda, tetapi jangan biarkan masalah ini berterusan. Bahkan sekarang (bermula 1 April lalu) adalah masa terbaik untuk berjumpa doktor gigi sempena Bulan Kesihatan Mulut yang berlangsung sepanjang bulan ini.
Sepanjang bulan ini, 352 klinik gigi di seluruh negara menawarkan pemeriksaan gigi percuma, termasuk di pusat beli-belah terkemuka seperti 1-Utama, Petaling Jaya (1-3 April), UDA Ocean, Tampoi, Johor Bahru (8-10 April) dan Sunshine Square, Pulau Pinang (22 hingga 24 April). Senarai klinik yang menyertai kempen ini boleh didapati di akhbar dan untuk keterangan lanjut hubungi talian khas 1-800-833-918 atau layari laman web MDA di www.mda.org.my "
Boleh dikatakan hampir setiap orang mengalami kerosakan gigi, tetapi mengenangkan rasa ngilu apabila gigi dibersihkan membuat ramai lebih rela memendamkan masalah dalam mulut sehingga melarat.
Presiden Persatuan Pergigian Malaysia (MDA), Dr Teo Choo Kum, berkata dua masalah utama melanda masyarakat kita, khususnya di kalangan orang dewasa, iaitu pereputan gigi dan masalah kesihatan gusi.
Berdasarkan kajian, kadar pereputan gigi paling tinggi berlaku di kalangan golongan berumur 35 hingga 44 tahun iaitu sebanyak 96.5 peratus, diikuti 91.5 peratus (25 hingga 39 tahun) dan 80.9 peratus di kalangan kanak-kanak di bawah 12 tahun.
Mengapa kadar pereputan gigi paling tinggi berlaku di kalangan orang dewasa yang sepatutnya lebih peka pada kebersihan dan kesihatan mulut mereka? Faktor gaya hidup, kesibukan kerja dan kecuaian menyebabkan mereka menangguhkan temu janji dengan doktor gigi, walaupun ia hanya perlu dilakukan dua kali dalam setahun.
Keadaan sebaliknya berlaku di kalangan pelajar sekolah yang lebih kerap menjalani pemeriksaan gigi oleh jururawat yang datang ke sekolah atau pergi sendiri ke klinik.
Walaupun secara keseluruhan kadar masalah kerosakan gigi menunjukkan pengurangan, tetapi berdasarkan statistik Pertubuhan Kesihatan Sedunia (WHO), kanak-kanak di negara kita antara paling banyak mengalami masalah kesihatan mulut, khususnya pereputan dan kehilangan gigi, serta menjalani rawatan tampalan.
Dr Teo berkata, pereputan gigi kanak-kanak biasanya bermula dari atas (hujung gigi) manakala bagi orang dewasa masalah pereputan berlaku di celah-celah gigi.
Bakteria dalam mulut akan bertindak ke atas makanan yang tertinggal atau terselit di celah gigi, menghasilkan lapisan melekit berwarna putih kekuningan di panggil plak.
“Jika gigi tidak dibersihkan dengan baik, lapisan bakteria ini akan terus membiak. Apabila kita makan makanan bergula atau berkanji, bakteria akan menghasilkan asid untuk menyerang enamel (lapisan luar gigi). Kehadiran plak akan memudahkan asid melekat pada enamel, lama kelamaan menyebabkan gigi reput dan berlubang.
Gusi berdarah
“Simptom kerosakan gigi mudah dikesan, tetapi ramai mengabaikannya. Pada awalnya gigi akan sensitif (rasa ngilu) pada makanan manis, masam dan sejuk, gusi berdarah apabila memberus gigi atau gusi bengkak dan merah.
“Ini adalah tanda-tanda awal gingivitis dan jika tidak mendapatkan rawatan, gigi akan rosak dan reput. Seterusnya, anda juga sensitif terhadap makanan panas dan ini biasanya mula dirasai apabila anda sakit gigi,” katanya.
Plak yang terkumpul akan menjadi keras membentuk kalkulus (tartar). Kalkulus yang melekat pada gusi juga menjadi laluan untuk bakteria menyerang dan merosakkan tulang rahang; yang akhirnya menyebabkan gigi goyang. Pada peringkat serius, gigi boleh tercabut dengan mudah kerana tulang rahang yang sepatutnya menjadi pemegang sudah diserang bakteria.
Penjagaan gigi seharusnya bermula dari kecil, iaitu sebaik anak mula tumbuh gigi (sekitar usia enam bulan). Ketika ini, ibu bapa boleh memupuk tabiat menjaga kesihatan mulut dengan menggosok gigi anak dengan kain lembut selepas menyusu.
Dr Teo berkata, gigi susu yang rosak juga sebaik-baiknya dirawat atau ditampal jika berlubang. Ini bertujuan mengekalkan gigi susu di kedudukan asalnya sebagai panduan kepada laluan gigi kekal supaya ia tumbuh cantik dan teratur.
Antara teknik rawatan gigi yang sering digunakan termasuk tampalan, pengkoronaan (crowning) iaitu gigi palsu dibentuk dan disalut pada gigi reput, brigde atau implan gigi palsu — yang semuanya perlu dijaga seperti gigi asli.
“Penggunaan flos juga penting untuk membersihkan bahagian celah gigi yang sukar dicapai berus. Selain itu, cecair kumur juga mampu membantu mengurangkan masalah kerosakan gigi, selain mengharumkan nafas.
“Pastikan juga gusi anda sentiasa sihat. Gusi yang sihat berwarna merah jambu atau merah samar. Jika gusi bengkak, merah, sakit dan sering berdarah atau ulser yang tidak sembuh selepas dua minggu, anda dinasihatkan berjumpa doktor gigi. Ia mungkin petanda penyakit lain. Jangan tunggu hingga sakit gigi atau gusi baru hendak jumpa doktor,” katanya.
Gigi rosak bukan saja tidak cantik, tetapi ia sebenarnya memberi gambaran jelas mengenai keprihatinan kita menjaga kebersihan diri. Malah, kerosakan gigi juga secara tidak langsung mampu menjejaskan imej dan keyakinan seseorang.
Jika anda individu yang ‘fobia’ dengan peralatan digunakan doktor gigi, anda sebenarnya tidak bersendirian. Ramai lagi yang ‘fobia’ seperti anda, tetapi jangan biarkan masalah ini berterusan. Bahkan sekarang (bermula 1 April lalu) adalah masa terbaik untuk berjumpa doktor gigi sempena Bulan Kesihatan Mulut yang berlangsung sepanjang bulan ini.
Sepanjang bulan ini, 352 klinik gigi di seluruh negara menawarkan pemeriksaan gigi percuma, termasuk di pusat beli-belah terkemuka seperti 1-Utama, Petaling Jaya (1-3 April), UDA Ocean, Tampoi, Johor Bahru (8-10 April) dan Sunshine Square, Pulau Pinang (22 hingga 24 April). Senarai klinik yang menyertai kempen ini boleh didapati di akhbar dan untuk keterangan lanjut hubungi talian khas 1-800-833-918 atau layari laman web MDA di www.mda.org.my "
*****************************************************
Dipetik daripada : http://www.tanyapepsodent.com/
Kenali Tanda dan Penyebab Penyakit Radang Gusi
Gusi Anda sehat? Belum tentu! Tanda-tanda dibawah ini adalah indikasi Anda memiliki penyakit Radang Gusi!- Gusi Bengkak
- Mudah Berdarah
- Kemerahan
- Kadang sakit
- Gigi goyang / lepas
- Kesehatan mulut yang tidak dijaga dengan baik menyebabkan bakteri berkembang pada plak ataupun pada karang gigi (timbunan plak yang mengeras) sehingga menyebabkan gusi meradang, membengkak dan apabila terkena trauma/ tekanan mudah berdarah.
- Cara menyikat gigi dengan gerakan maju mundur adalah teknik menyikat gigi yang salah menjadi salah satu faktor kerusakan gusi. Selain itu, ukuran dan kelembutan sikat gigi juga dapat menyebabkan kerusakan gusi karena gusi adalah bagian yang sangat sensitif terhadap kerusakan.
- Tekanan pada saat menyikat gigi yang terlalu kasar dan gerakan yang terlalu cepat dapat menyebabkan beturan batang sikat dengan gusi. Kesalahan gerakan ini bisa menyebabkan gusi mengalami pendarahan.
- Panas dari merokok menyebabkan pembuluh darah gusi membesar sehingga gusi rentan terhadap infeksi, sedangkan zat-zat dalam rokok dapat menyebabkan pembuluh darah gusi menyempit sehingga infeksi yang terjadi tidak terdeteksi.
- Perubahan hormonal seperti peningkatan hormon progesteron pada kelompok wanita memungkinkan timbulnya penyakit radang gusi. Tanda penyakit ini bisa muncul selama masa pubertas, menstruasi, kehamilan dan menopause.
Aduh, Gusiku Sakiiiit...!!!
Pernah mengalami gusi kemerahan, bengkak, mudah berdarah secara tiba-tiba atau saat menyikat gigi? Bila Anda mengalami hal tersebut, Anda tengah mengalami peradangan pada gusi atau yang disebut dengan Gingivitis.Radang gusi biasanya disertai dengan rasa nyeri baik pada gusi yang bengkak maupun seluruhnya, gatal pada gusi, atau adanya bercak darah di bantal saat bangun tidur.
Ginggivitis biasanya diikuti dengan halitosis (napas bau) akibat akumulasi darah pada kantung gusi yang mengalami penguraian. Ginggivitis umumnya bersifat reversible. Artinya, kondisi ini dapat sembuh kembali jika segera dilakukan tindakan pembersihan yang tepat; caranya dengan menyikat gigi secara teratur dan gunakan pasta gigi yang tepat untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut, khususnya gusi; contohnya adalah Pepsodent Complete Gum Care.
Akibat dari Penyakit Radang Gusi yang Dibiarkan
Jangan menganggap remeh penyakit radang gusi, karena dapat menyebabkan penyakit lain yang tidak berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut. Apa saja akibat dari penyakit radang gusi ini?Stroke
Penyakit gusi dapat meningkatkan risiko stroke pada lebih dari 50 persen pada usia 25-54 tahun (studi pada 800 penderita stroke).
Diabetes
Penderita diabetes mempunyai kemungkinan tiga kali menderita penyakit gusi. Begitu pula sebaliknya, penderita penyakit gusi berisiko menderita diabetes.
Jantung
Ada hubungan antara penyakit gusi dan penyakit jantung. Diindikasi bahwa risiko fatal dari penyakit jantung adalah dua kali lebih tinggi pada penderita penyakit gusi parah.
Kelahiran Prematur
Bukti terakhir mengindikasikan bahwa perempuan hamil dengan penyakit gusi parah mempunyai kecenderungan tujuh kali memiliki bayi prematur
Karenanya, segera periksakan diri bila Anda memiliki indikasi penyakit Radang Gusi ke dokter gigi Anda. Jangan lupa lakukan pencegahan dan perawatan sejak dini dengan menggunakan pasta gigi yang khusus merawat kesehatan gusi Anda seperti Pepsodent Complete Gum Care dan ucapkan selamat tinggal pada si Radang Gusi!
(sumber: Annals of Periodontology 1998; 3 233 250, and Journal of Periodontology 1996; 67 - Supplement)
*********************************************************
Bagaimana Memelihara Kawat Gigi?
Kawat gigi mempermudah terkumpulnya sisa makanan dan plak gigi, terutama di sekitar alat yang ditempel pada permukaan gigi. Namun, jika dirawat dengan baik, kerusakan gigi maupun penyakit periodontal dapat dihindari.Penting! Melakukan pengontrolan plak gigi setiap harinya. Cara pengontrolan sebagai berikut:
- Gunakan sikat gigi dengan bulu sikat lembut, sebaiknya gunakan sikat gigi khusus untuk ortodontik untuk menyikat gigi beserta kawat
- Flossing pada gigi dengan kawat akan memakan waktu lebih lama dari biasa. Gunakan dental floss yang mudah digunakan sehingga lebih efektif dan efisien.
- Sikat gigi untuk celah/sela-sela gigi sangat baik untuk membersihkan areal antara gigi dengan kawat. Sehingga plak dan bau yang dihasilkan dapat dihindari.
- Irigasi rongga mulut dapat digunakan untuk mempermudah dalam membersihkan gigi dengan menyikat maupun flossing. Kumur dengan obat yang mengandung fluoride dapat mencegah terjadinya karies gigi.
- Hindari mengkonsumsi makanan keras. Ini untuk mencegah bengkok/patahnya kawat atau lepasnya bracket.
- Hindari makanan yang lengket seperti, permen karet, dodol, dan caramel, untuk mencegah patahnya atau lepasnya kawat.
- Hindari mengkonsumsi makanan yang berdampak karies gigi tinggi, terutama yang kandungan gulanya tinggi
- Kunjungi dokter gigi secara reguler, sehingga dapat dimonitor kondisi gigi, gusi dan rongga mulut serta kemajuan perawatan meratakan gigi tersebut.
Dipetik daripada :
Apa Penyebab Gusi Berdarah ?
Saya mau berbagi pengetahuan tentang masalah gusi berdarah yang sering saya alami sendiri, semoga bermanfaat bagi para pembaca sekalian..
Masalah gusi berdarah bisa jadi pernah dialami sebagian besar orang. Umumnya masalah ini disadari saat menyikat gigi. Namun, mungkin belum semua orang tahu apa sebenarnya penyebab dari gusi berdarah dan bagaimana cara penanganan yang tepat.
Gusi berdarah bisa disebabkan oleh berbagai hal. Penyebab yang paling sering adalah adanya plak dan karang gigi (kalkulus) yang menempel pada permukaan gigi. Gigi kita dilapisi oleh lapisan transparan licin yang disebut pellicle. Pellicle yang dikolonisasi oleh bakteri disebut plak. Selanjutnya, bila tidak dibersihkan maka plak dapat mengalami mineralisasi (pengerasan) sehingga membentuk karang gigi yang melekat pada permukaan gigi. Biasanya karang gigi dijumpai pada leher gigi.
Karang gigi tidak hanya melekat pada permukaan gigi yang tampak (terletak di atas garis gusi) tapi juga dapat melekat pada permukaan gigi yang tertutup oleh gusi. Pada permukaan karang gigi biasanya juga terdapat koloni bakteri. Koloni bakteri pada plak dan karang gigi inilah yang mengakibatkan kerusakan jaringan penyangga gigi, yang dimulai dari gingiva (bagian gusi yang dapat kita lihat). Keadaan ini disebut gingivitis (radang gusi). Karena ada peradangan maka gusi menjadi mudah berdarah apabila terkena trauma mekanis, misalnya sikat gigi atau tusuk gigi. Jadi, gusi berdarah adalah tanda awal adanya kerusakan gusi.
Apabila tidak segera ditangani maka karang gigi dapat terus bertambah sehingga perlekatan gusi pada permukaaan gigi menjadi lepas dan terbentuk adanya kantung pada gusi (disebut periodontal pocket). Kondisi ini disertai juga dengan perdarahan gusi dan kerusakan tulang penyangga gigi. Akibatnya bila tidak segera ditangani gigi menjadi goyang dan akhirnya tanggal. Keadaan ini disebut periodontitis.
Karena penyebabnya adalah koloni bakteri pada plak dan karang gigi, maka solusi masalah ini adalah dengan melakukan pembersihan plak dan karang gigi. Plak dapat dibersihkan dengan cara menyikat gigi secara teratur dan benar. Frekuensi menyikat gigi minimal dua kali tiap hari, pagi setelah makan pagi dan malam sebelum tidur. Arah menyikat gigi adalah dari gusi ke arah gigi. Penyikatan gigi dalam arah horizontal tidak dibenarkan karena akan menyebabkan abrasi leher gigi dan resesi gingiva (gusi rahang atas tampak naik, gusi rahang bawah tampak turun, sehingga permukaan akar gigi terlihat).
Karang gigi tidak dapat dibersihkan dengan menyikat gigi. Jadi apabila terdapat karang gigi maka perlu datang ke dokter gigi untuk dilakukan scaling (pembersihan karang gigi). Selanjutnya dokter gigi akan melihat sampai mana kerusakan jaringan penyangga gigi yang terjadi. Apabila hanya terjadi gingivitis, maka tindakan scaling biasanya sudah mencukupi. Tapi bila sudah terjadi periodontitis, maka akan dilakukan perawatan periodontal lebih lanjut. Sebaiknya kita datang ke dokter gigi setiap enam bulan sekali untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh sehingga masalah dapat ditangani sejak dini.
Selain karang gigi dan plak, perdarahan gusi juga berhubungan dengan beberapa penyakit, antara lain kekurangan vitamin C dan kelainan darah. Kekurangan vitamin C terjadi pada orang yang tidak makan sayur atau buah dalam jangka waktu lama. Gusi pada penderita kekurangan vitamin C menjadi bengkak, berwarna keunguan dan terjadi perdarahan. Keadaan kekurangan vitamin C ini dinamakan Scurvy. Cara penanganannya adalah dengan memberikan vitamin C.
Kelainan darah yang biasanya berkaitan dengan perdarahan gusi adalah leukemia dan trombositopenia. Leukemia adalah keganasan sel darah putih sedangkan trombositopenia adalah kondisi di mana terjadi penurunan jumlah trombosit dalam darah. Pada penderita leukemia, gusi terinfiltrasi oleh sel-sel darah putih ganas. Secara klinis gusi tampak membesar. Karena pada leukemia umumnya juga terjadi trombositopenia maka gusi penderita leukemia juga mudah berdarah. Trombosit adalah salah satu elemen darah yang diperlukan untuk pembekuan darah. Apabila jumlahnya menurun sampai di bawah batas prescription drugs without a prescription online normal maka kemungkinan terjadi perdarahan lebih besar. Trombositopenia dapat merupakan penyakit yang berdiri sendiri atau bagian dari penyakit lain, misalnya demam berdarah. Jadi apabila didapati gusi berdarah disertai gejala-gejala lain seperti badan mudah lelah, demam, penurunan berat badan, berkeringat di waktu malam dan lain-lain sebaiknya segera datang ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
sumber: http://doktersehat.com
************************************************************************Masalah gusi berdarah bisa jadi pernah dialami sebagian besar orang. Umumnya masalah ini disadari saat menyikat gigi. Namun, mungkin belum semua orang tahu apa sebenarnya penyebab dari gusi berdarah dan bagaimana cara penanganan yang tepat.
Gusi berdarah bisa disebabkan oleh berbagai hal. Penyebab yang paling sering adalah adanya plak dan karang gigi (kalkulus) yang menempel pada permukaan gigi. Gigi kita dilapisi oleh lapisan transparan licin yang disebut pellicle. Pellicle yang dikolonisasi oleh bakteri disebut plak. Selanjutnya, bila tidak dibersihkan maka plak dapat mengalami mineralisasi (pengerasan) sehingga membentuk karang gigi yang melekat pada permukaan gigi. Biasanya karang gigi dijumpai pada leher gigi.
Karang gigi tidak hanya melekat pada permukaan gigi yang tampak (terletak di atas garis gusi) tapi juga dapat melekat pada permukaan gigi yang tertutup oleh gusi. Pada permukaan karang gigi biasanya juga terdapat koloni bakteri. Koloni bakteri pada plak dan karang gigi inilah yang mengakibatkan kerusakan jaringan penyangga gigi, yang dimulai dari gingiva (bagian gusi yang dapat kita lihat). Keadaan ini disebut gingivitis (radang gusi). Karena ada peradangan maka gusi menjadi mudah berdarah apabila terkena trauma mekanis, misalnya sikat gigi atau tusuk gigi. Jadi, gusi berdarah adalah tanda awal adanya kerusakan gusi.
Apabila tidak segera ditangani maka karang gigi dapat terus bertambah sehingga perlekatan gusi pada permukaaan gigi menjadi lepas dan terbentuk adanya kantung pada gusi (disebut periodontal pocket). Kondisi ini disertai juga dengan perdarahan gusi dan kerusakan tulang penyangga gigi. Akibatnya bila tidak segera ditangani gigi menjadi goyang dan akhirnya tanggal. Keadaan ini disebut periodontitis.
Karena penyebabnya adalah koloni bakteri pada plak dan karang gigi, maka solusi masalah ini adalah dengan melakukan pembersihan plak dan karang gigi. Plak dapat dibersihkan dengan cara menyikat gigi secara teratur dan benar. Frekuensi menyikat gigi minimal dua kali tiap hari, pagi setelah makan pagi dan malam sebelum tidur. Arah menyikat gigi adalah dari gusi ke arah gigi. Penyikatan gigi dalam arah horizontal tidak dibenarkan karena akan menyebabkan abrasi leher gigi dan resesi gingiva (gusi rahang atas tampak naik, gusi rahang bawah tampak turun, sehingga permukaan akar gigi terlihat).
Karang gigi tidak dapat dibersihkan dengan menyikat gigi. Jadi apabila terdapat karang gigi maka perlu datang ke dokter gigi untuk dilakukan scaling (pembersihan karang gigi). Selanjutnya dokter gigi akan melihat sampai mana kerusakan jaringan penyangga gigi yang terjadi. Apabila hanya terjadi gingivitis, maka tindakan scaling biasanya sudah mencukupi. Tapi bila sudah terjadi periodontitis, maka akan dilakukan perawatan periodontal lebih lanjut. Sebaiknya kita datang ke dokter gigi setiap enam bulan sekali untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh sehingga masalah dapat ditangani sejak dini.
Selain karang gigi dan plak, perdarahan gusi juga berhubungan dengan beberapa penyakit, antara lain kekurangan vitamin C dan kelainan darah. Kekurangan vitamin C terjadi pada orang yang tidak makan sayur atau buah dalam jangka waktu lama. Gusi pada penderita kekurangan vitamin C menjadi bengkak, berwarna keunguan dan terjadi perdarahan. Keadaan kekurangan vitamin C ini dinamakan Scurvy. Cara penanganannya adalah dengan memberikan vitamin C.
Kelainan darah yang biasanya berkaitan dengan perdarahan gusi adalah leukemia dan trombositopenia. Leukemia adalah keganasan sel darah putih sedangkan trombositopenia adalah kondisi di mana terjadi penurunan jumlah trombosit dalam darah. Pada penderita leukemia, gusi terinfiltrasi oleh sel-sel darah putih ganas. Secara klinis gusi tampak membesar. Karena pada leukemia umumnya juga terjadi trombositopenia maka gusi penderita leukemia juga mudah berdarah. Trombosit adalah salah satu elemen darah yang diperlukan untuk pembekuan darah. Apabila jumlahnya menurun sampai di bawah batas prescription drugs without a prescription online normal maka kemungkinan terjadi perdarahan lebih besar. Trombositopenia dapat merupakan penyakit yang berdiri sendiri atau bagian dari penyakit lain, misalnya demam berdarah. Jadi apabila didapati gusi berdarah disertai gejala-gejala lain seperti badan mudah lelah, demam, penurunan berat badan, berkeringat di waktu malam dan lain-lain sebaiknya segera datang ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
sumber: http://doktersehat.com
Dipetik daripada : http://selangor2u.com
Tips Penjagaan Gigi
Submitted by devotedlily on 16/03/2011 – 7:14 AMComments (0)
Gigi merupakan satu aset penting kerana gigi yang cantik akan memberikan keyakinan untuk kita senyum,bercakap dan berhadapan dengan orang. Kebersihan gigi juga menyumbang kepada masalah bau mulut sebab tu penting untuk kita menjaga kebersihan mulut, gigi dan gusi.
Pemakanan
Pemakanan mesti dijaga, kurangkan makanan yang agak manis dan melekit kerana akan menyebabkan ia melekat di celah-celah gigi.. Bukan dilarang makan, cuma kurangkan pengambilan. Contohnya coklat atau apa-apa sahaja makanan yang melekit yang menyebabkan korang tercungkil-cungkil gigi guna lidah selepas makan. Seeloknya, minum air putih dan berkumur-kumur setiap kali lepas makan. Ini dikatakan penjagaan atau pembersihan gigi sementara.
Berus Gigi
Kerap memberus gigi dapat menjamin kesihatan gigi. Menggosok gigi penting sebab ia menjaga kesihatan gigi dan gusi. Berus gigi setiap kali lepas makan dan ini akan membuatkan anda rasa fresh dan mulut sentiasa bersih setiap kali lepas gosok gigi. Sekurang-kurangnya beruslah gigi 3 kali sehari. Pagi, tengah hari dan sebelum tidur.Dan yang paling penting sebelum tidur sebab, sisa-sisa makanan yang berbaki dapat dibuang. Jadi tak dalah bakteria berkampung lalu terjadinya karies di situ.
Cara yang betul?
- Gunakan vertical technique. Gosok ke atas dan ke bawah atau lebih tepat membulat (circular motion). Sekaligus dapat mengurut gusi-gusi sekali. Urutan pada gusi penting sebab boleh stimulate blood flow dan menyihatkan gusi.
- Cara horizontally tak bagus, kerana boleh menyebabkan:
ii) bulu berus gigi (bristles) boleh mesuk ke ruang kecil antara gigi dan gusi.
- Jangan gosok terlalu kuat. Gosok dengan sederhana supaya tidak melukakan gusi dan menyebabkan lapisan enamel pada gigi terhakis.
- Pilih bristles ( bulu berus gigi ) yang lembut, nylon dan round-ended supaya tak akan merosakkan gigi dan mencederakan gusi.
- Gosok juga lidah anda sebab boleh menyahkan bakteria yang ada pada lidah yang menyebabkan plaque dan calculus serta mulut berbau.
Gunakan Floss dan Interdental Toothbrush
Menggunakan dental floss adalah cara terbaik nak keluarkan sisa makanan yang tersekat di antara gigi.Ia juga boleh digunakan untuk membuang plaque yang terbentuk begitu juga dengan penggunaan interdental tooth brush.
Untuk cara yang lebih details tentang penggunaan floss. Refer website ni Dental Flossing.
Gunakan Pencuci Mulut BerfloridaSekurang kurangnya kumur dengan pencuci mulut berflorida sekali sehari sebelum tidur tapi mesti digunakan selepas beberapa minit berus gigi. Bukan sebaik sahaja selepas berus gigi kerana ini boleh menyebabkan reaction antara pencuci mulut dan ubat gigi. Di nasihatkan 30minit sebelum dan selepas menggunakan mouthwash ni, jangan ambil sebrang makanan. Pilih pencuci mulut berflorida yang tiada kandungan alkohol sebab boleh menyebabkan ulcer untuk yang mempunyai gusi sensitif.
Elakkan Minuman Bergas atau Soda
Minuman bergas atau soda mengandungi asid seperti asid citric dan asid fosforic. Asid-asid ini akan perlahan lahan react dengan gigi dan menghakis permukaan gigi. Banyakkan minum susu, air putih dan jus.
- susu = boleh menguatkan rahang anda
- air putih = nuetral dan tiada microorganisma
- jus =memberikan nutrient yang diperlukan oleh gusi dan gigi
Elakkan Merokok
Antara penyebab utama gigi dan kerosakan tisu mulut ialah merokok. Merokok jugak akan meninggalkan kesan kekuningan kepada gigi (jangka masa yang lama) dan melemahkan gigi. So gigi akan rapuh dan mudah reput.
Kunyah Gula Gula Getah
Ada chewing gums yang tidak mengandungi gula yang sesuai digunakan untuk dikunyah setiap kali selepas makan yang bertindak untuk membersihkan gigi kamu.
Elakkan Pengambilan Alkohol
Alkohol boleh menyebabkan radang pada gusi, lidah dan tisu tisu lembut di sekitar mulut. Pengambilan alkohol yang banyak berkemungkinan untuk mengakibatkan kanser mulut.
Buat pemeriksaan Setiap 6 Bulan @ 2 Tahun
Ini adalah cara yang terbaik sebab membolehkan kita untuk buat scaling (cuci gigi) dan membuang plaque dan calculus yang terdapat pada gigi serta menampal gigi yang berlubang.
Kenapa kena scaling?Bila scaling ia membolehkan kita membuang segala plaque dan calculus yang terkumpul pada gigi. Calculus ialah benda keras bewarna putih, kuning atau hitam(dah tahap serius) pada gigi. Paling biasa timbul di bahagian belakang gigi depan sebelah bawah dan kalau tak dibuang boleh menyebabkan pelbagai masalah gigi dan gusi.
Masalah gigi seperti sakit gigi, gigi berlubang, calculus ini terjadi sebab kita memandang remeh tentang penjagaan gigi. Bila dah sakit gigi, mulalah nak tension. Orang batuk pun rasa nak marah. Untuk elakkan sebarang masalah gigi, mulut dan gusi rajin rajin lah jaga kebersihan dan berus gigi.
Sumber: http://selangor2u.com/blog/tahukah-anda/tips-penjagaan-gigi/#ixzz1Pz4rwYyq
www.s2u.my